Sabtu, 05 Februari 2011

Tips Jitu Buat Cewek Tomboy

Kenapa sih kudu ada solusi buat cewek tomboy? Ini tak lain dan tak bukan untuk mengingatkan bahwa kamu tuh cewek dan bukan cowok. Segak maunya kamu jadi cowok toh perabotan alami di diri kamu juga tetep cewek. Mau operasi ganti kelamin? Apa iya sebegitu sebalnya kamu jadi cewek sampe berpikir ke sana? Toh sekali waktu meski jarang dalam hidupmu kamu tetap mengakui bahwa kamu tuh emang cewek.
Karena dalam Islam sendiri jenis kelamin tuh Cuma ada dua, kalo gak cewek yah cowok. Gak ada jenis ketiga, cowok yang kecewakan ato cewek yang kecowokan alias tomboy. Makanya bagi kamu-kamu yang merasa tomboy, cepet insaf. Karena Islam sendiri melarang cewek yang bertingkah laku dan berpakaian seperti cowok.
Jadi cewek berani emang boleh dan kudu lagi. Misal, ketika kamu diajak dugem ato ke hal-hal yang gak bener, kamu kudu berani bilang ‘TIDAK’. Gak pada tempatnya lagi kalo kamu diajak gak bener tapi takut nolak. Tapi inget, jadi cewek berani gak harus tomboy dalam kelakuan. Masa iya, kamu mau bawa golok untuk tidak kepada ajakan maksiat. Enggak kan?
Keras kemauan dan tekad itu bagus, bahkan kudu lagi. Apa yang menjadi cita-citamu kamu kudu berusaha meraihnya. Apa yang menjadi prinsipmu kamu kudu pegang dengan kuat. Tapi jangan salah, ntar prinsip gak berdasar kamu ikuti. Misal, kamu berprinsip teguh pendirian gak bakal ikut-ikutan mode pake jilbab. Kamu pingin jadi dirimu sendiri dengan pake jins belel dan kaos oblong tiap hari. Itu bukan teguh prinsip atuh, tapi nekatz. Udah jelas dalam Islam kan jilbab dan kerudung itu wajib, masa iya kamu masih mau ngotot gak mau pake. Kebangetan banget kalo gitu mah.
Tips Jitu Buat yang Terlanjur jadi Cewek Tomboy
Trus gimana dong bagi yang udah terlanjur ngoboy? Gampang. Kamu percaya gak sih kalo Islam itu mendudukkan cewek sempurna pada posisinya yang mulia? Se-tomboy apa pun kamu, Islam tahu bagaimana harus menyikapinya.
Tips pertama : pake kerudung. Biar pun kamu cewek yang suka bersikap tegas dan gak plin-plan ketika mengambil keputusan, kamu tetap berada pada posisimu yang mulia sebagai cewek dengan memakai kerudung. Ato mungkin postur tubuhmu udah dari sononya berbadan kekar dan hampir mirip cowok, maka gak bakal ada orang yang memanggilmu Tono padahal namamu adalah Tini. Kenapa? Karena identitas kerudung kamu itu. Di mana-mana yang pake kerudung pasti cewek gak mungkinlah cowok. Kecuali wadam or banci yang pura-pura pingin jadi muslimah sejati pake kerudung segala.
Tips kedua: pake jilbab. Ini nih yang bakalan bikin kamu jadi cewek tulen. Why? Karena kalo Cuma kerudung kan bisa dipasangin sama apa aja. Sama jins, sama hem lengan panjang, kaos oblong lengan panjang ato bahkan kain yang bikin kamu kayak lemper alias ketat banget. Jangan salah, terkadang di antara kamu yang tomboy, ada kalanya kamu masih pingin menampilkan sisi kewanitaanmu dengan pake yang ketat-ketat. Ngaku aja deh.
Nah, dengan jilbab yang definisinya kamu udah tahu yaitu pakaian longgar terusan menjulur hingga menutup kaki, maka apa pun kamu adanya, kamu tetap dikenali sebagai muslimah. Gak ada tempat lagi bagi celana jins belel, kaos oblong, kemeja cowok dll kecuali itu semua kamu pake dalam rumah ato sebagai baju dalam jilbabmu itu. Oya, kalo kamu berjilbab kudu ada kain pelapis di dalamnya loh, yaitu baju sehari-hari yang kamu pake dalam rumah. Jadi bukannya under wear aja ato bahkan gak ada lapisan sama sekali.
Dengan jilbab dan kerudung ini, maka setomboy apa pun kamu akan selalu diingatkan secara langsung or gak langsung tentang jati diri kamu sebagai seorang wanita muslimah. Selain itu asah kefemininan perasaan cewek kamu dengan kepedulian social, simpati dan empati ke orang lain. 

Jadilah Wanita Perkasa, Bukan Cewek Tomboy!

Tomboy. Kata itu berasal dari Tom yang boy, alkisah sih begitu awalnya. Tapi akhirnya kosakata ini identik dengan cewek yang sikap dan tingkahnya kayak Tom, eh…maksudnya kayak cowok. Mulai dari dandanannya, gaya berpakaiannya, rambutnya, hobinya, sampai ke tingkah segala rupa. Cewek-cewek suka pada bangga kalau mereka mendapat sebutan tomboy.
Coba lihat saja sinetron yang mengexplore sikap tomboy ini dalam Kecil-kecil jadi Manten yang tokoh utamanya bernama Rohaye (sinetron jadul). Doi berpenampilan ala cowok. Mulai rambut yang dipotong gundul ala Ronaldo, baju kaos dan celana yang identik baju kebangsaan cowok, suka berkelahi, suka panjat-panjat pohon, main sepak bola meski doi cewek sendiri, hingga gaya berjalan semua dibuat sedemikian rupa biar kayak cowok beneran. Belum lagi sinetron-sinetron remaja yang terkadang menggambarkan seorang cewek yang mukulin cowok hingga babak belur.
Itu di sinetron. Belum lagi media iklan yang juga suka banget munculin tokoh-tokoh tomboy terutama produk-produk buat remaja. Coba deh lihat di sekeliling kamu, akan banyak lagi dijumpai fenomena cewek tomboy ini. Seakan-akan jadi cowok tuh enak banget, cool man! Tapi apa iya sih jadi cewek yang bertingkah kayak cowok itu emang kelihatan cool dan asyik?
Munculnya cewek tomboy
Cewek tomboy itu bukan karena keturunan, juga bukan penyakir menular hehe, ngelantur. Maksudnya cewek tomboy itu bukan karena adanya faktor genetik kayak semacam penyakit. Bukan dan gak bener itu. Munculnya fenomena cewek tomboy karena dibentuk oleh lingkungan. Faktor keluarga yang cenderung bebas, mau jadi tomboy kek itu bukan menjadi perhatian ortu. Atau saudara yang kebetulan cowok semua. Atau bahkan bentukan dan didikan keluarga karena memandang bahwa jadi cowok itu jauh lebih oke dan bergengsi daripada jadi cewek. Ada lho keluarga yang begini. Anak cewek sama cowok diperlakukan beda ma artu juga lingkungan., Jadilah yang terlahir sebagai cewek gak pede dengan kecewekannya dan memilih bertingkah sebagai cowok.
Atau bisa juga cewek tomboy karena trend. Banyak banget tuh para cowok suka sama style cewek tomboy. Dengan alasan kalo cewek tomboy lebih enak diajak gaul daripada yang cewek beneran, atau orangnya gak terlalu rewel dan manja. Bisa menghidupkan segala suasana dan lain-lain. Sehingga cewek yang awalnya gak tomboy karena tuntutan jaman dan trend akhirnya mulai coba-coba untuk bergaya tomboy. Celana jins dan kaos oblong, topi dipakai terbalik kayak abang becak, maennya sama cowok mulu, tertawa, berbicara dan bergaya ala cowok agar sebutan cewek tomboy melekat pada dirinya.
Tapi, jadi cewek tomboy membawa konsekuensi tersendiri loh. Ada yang gayanya aja kayak tomboy, diputusin cowoknya udah nangis Bombay. Ih..jijay banget kan? Atau gayanya sok cowok, tapi ternyata ada ada cowok kiyut lewat mata tetep aja melotot. Itu mah cewek banget atuh.
Wanita-wanita Perkasa Teladan Umat
Kalau kamu mengaku seorang cewek yang gak suka lemat-lemot, coba bandingkan dengan sosok-sosok perkasa ini.
Asma binti Abu Bakar, beliau sahabat wanita terkemuka yang masuk Islam sejak dini. Bukan hanya pandai melantunkan syair dan fasih berbahasa tapi beliau juga ikut dalam perang Yarmuk sehingga dijuluki ‘Dzaatin Nithaqain’ atau wanita bersabuk dua.
Lalu ada Asma binti Yazid Al-Anshoriah. Beliau adalah seorang orator bangsa Arab yang terkemuka, berani dan selalu tampil ke depan. Di perang Yarmuk pun kiprah beliau layak diperhitungkan ketika berhasil membunuh sembilan prajurit Romawi di medan pertempuran. Masih ada Gazalah Al-Haruriah, Hindun binti Utbah bin Rabiah, dan Juwairiyah binti Abu Sofyan, yang juga turut berpartisipasi dalam perang Yarmuk baik sebagai penyedia minuman dan tenaga medis maupun terjun langsung dalam kancah perang dan membunuh musuh-musuh Islam.
Dalam perang Khadisiyah ada Khansa binti Amru yang syair-syairnya mampu membuat Rasulullah kagum. Khansa ini pula yang mendorong semangat keempat putranya dalam perang sehingga semuanya mati syahid. Belum lagi kalau kamu tahu yang namanya Khaulah binti Azwar Al-Asadi yang aktifitas kemiliterannya mirip dengan Khalid bin Walid. Ada Laila Al-Gifariah yang dari golongan wanita terpandang tapi rela bersusah-susah ikut Rasulullah ke medan tempur untuk mengobati pejuang yang sakit dan terluka. Bahkan pada waktu perang ‘Jamal’ beliau ikut berangkat ke Basrah berperang di barisan Ali bin Abi Tholib.
Rabayi’ binti Mi’waz, sahabat wanita yang membaiat Rasulullah dan turut serta dalam berbagai pertempuran. Lalu Ummu Haram yang gabung dengan pasukan kaum muslimin dalam penaklukan Ciprus bareng suaminya. Dalam pertempuran ini beliau terjatuh dari kudanya dan menjadi syahidah. Lalu ini neh yang lebih dahsyat lagi, Ummu Imaroh. Prestasi beliau jangan ditanyakan. Baiat Aqobah, Perang Uhud, Peramaian Hudaibiyah, Perang Khaibar dan perang Hunain, semuanya ada partisipasi wanita perkasa ini. Di perang Uhud beliau terluka sebanyak dua belas goresan dan ketika perang Yamamah sebelah tangannya putus. Subhanallah.
Masih Nekad Tomboy?
Kalau kamu emang pingin jadi cewek yang tangguh dan tegar, buktikan! Jangan cuma tampilan aja tomboy tapi menghadapi cobaan hidup kamu langsung melempem. Dan yang utama, tomboy bukan dalam hal penampilan dan tingkah laku. Karena sungguh Allah akan melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki. Emang gak takut kena laknat Allah? Hiii….
Tapi itu bukan berarti kamu gak boleh jadi cewek yang bersikap tegas, teguh pendirian, kuat kemauan, dan mandiri. Sebaliknya, muslimah emang kudu punya sikap-sikap seperti itu. Gak jaman lagi jadi cewek muslimah tapi dikit-dikit cengeng, mudah putus asa, gak bisa mandiri dan aleman banget. Ih….
So, tomboy dalam penampilan is no way. Tegas dan teguh pendirian? Kudu lagi.

Senin, 31 Januari 2011

Habis Gelap Terbitlah Islam

Wanita Racun Duniaaaaa…
Kasian banget wanita, masa’ dibilang racun dunia sama The Changchuters. Artinya kalo deket-deket wanita bisa kejang-kejang dong, ehek…ehekk… Tapi kalo Tria dkk. baru bilang wanita itu racun dunia itu mah belom seberapa. Beberapa abad yang lalu, para cewek harus rela disebut titisan iblis, atau setengah manusia, oh my God, tega nian.
Pada jaman Romawi kuno misalnya, pernah diadakan sebuah rapat yang dihadiri oleh cendekiawan, pemuka agama, dan pembesar kekaisaran untuk membahas status perempuan, manusia apa bukan sih sebenernya? Owalaa sampe segitunyaaa… Kata orang Yunani kuno, perempuan adalah sumber kemalangan. Seperti yang diungkapkan oleh Hippolytus, “Wahai Zeus, apakah engkau kemasukan setan ketika menimpakan kemalangan kepada kami dengan mendatangkan perempuan di tengah-tengah kaum lelaki? Apabila engkau benar-benar hendak menyebarluaskan ras manusia, mengapa pula engkau menciptakan kaum perempuan??” Membelah diri aja kaya amuba, hehe.
Di dalam ajaran Yahudi ortodoks pun diajarkan bahwa perempuan itu derajatnya rendah. Di dalam kitab Talmud disebutkan, “Mustahil ada sebuah dunia yang tanpa keberadaan kaum lelaki dan perempuan. Namun demikian berbahagialah orang-orang yang memiliki anak laki-laki dan celakalah orang-orang yang memiliki anak perempuan.”
Di dalam agama Hindu, perempuan harus memperlakukan suaminya sebagai dewa (tuhan). Karena suaminya adalah inkarnasi (penjelmaan) dari hukum tertinggi, sekaligus sebagai ketetapan dan sekumpulan kewajiban agama bagi istrinya. Seorang perempuan yang salehah –dalam agama Hindu- adalah perempuan yang meninggal lebih dulu dari pada suaminya (lha?). Kalo ternyata suaminya meninggal duluan, perempuan itu harus menyusul suaminya, dia harus bunuh diri pada saat jenazah suaminya dibakar (biasanya turut dibakar hidup-hidup bersama jenazah suaminya). Ritual yang mengerikan ini disebut satee (bukan sate, itu mah enak), yang sampe sekarang masih dilaksanakan oleh orang-orang Hindu fanatik, walaupun pemerintah India sudah turun tangan untuk menghentikan ritual ini.
Kata Prof. Will Durant, “Di Roma, proses kelahiran adalah sesuatu yang mendebarkan. Jika anak yang dilahirkan cacat, atau berjenis kelamin perempuan, sang ayah diperbolehkan oleh adat untuk membunuhnya.” Di jaman Arab jahiliyah udah jadi kebiasaan umum untuk mengubur anak perempuan hidup-hidup. Kalo seorang laki-laki meninggal, istrinya bisa diwariskan kepada anak laki-lakinya. Kacau banggetzzz…
Dalam peradaban Zoroastrianisme, perempuan harus bersumpah untuk tunduk secara total kepada suaminya. Seorang suami juga dapat meminjamkan istrinya untuk bayaran tertentu. Jika seorang perempuan nggak bisa melahirkan anak alias mandul, maka the penalty is death. Alamak.
Di jaman penjajahan Belanda, nasib perempuan nggak kalah apesnya. Gadis-gadis pribumi yang tampangnya rada lumayan biasanya diculik secara paksa (diculik ya maksa laaa) atau tanpa sepengetahuan orang tuanya, trus diperiksa giginya, badannya, pokoknya semuanya. Kalo dirasa bersih, mereka akan langsung didandanin dan diajarin tata krama Belanda lantas dijadiin gundik meneer-meneer Belanda. Nah gundik-gundik Belanda asal pribumi ini biasa disebut nyai (cerita tentang perjalanan hidup seorang nyai bisa kalian baca di sebuah novel lama karangan Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Bumi Manusia). Bukan cuman dijadiin gundik, perempuan pada jaman itu pun hampir mustahil mendapatkan pendidikan layak. Hal ini yang bener-bener jadi fokus perhatian ibu kita Kartini. Di dalam surat-surat beliau kepada sahabatnya terungkap bahwa beliau memprotes adat Jawa masa itu yang mengekang dan memarjinalkan perempuan dari memperoleh hak pendidikan. 

Perjuangan Perempuan
Karena nasib perempuan yang memprihatinkan dari jaman ke jaman itulah banyak kalangan yang memperjuangkan persamaan hak antara perempuan dan laki-laki di segala bidang kehidupan. Istilah kerennya mah ‘emansisapi’, halah maksudnya ‘emansipasi’ gitu lokh. Pada perkembangan selanjutnya perjuangan kaum perempuan untuk menuntut hak-haknya itu mengerucut dalam apa yang disebut gerakan Feminisme.
Sejarah dunia menunjukkan bahwa secara umum, kaum perempuan (feminin) merasa dirugikan dalam segala bidang dan dinomorduakan oleh kaum laki-laki (must cool in [maksudnya maskulin], jadi inget sama tulisan Mbak Kana di edisi kemaren, hehe), khususnya dalam masyarakat yang patriarki sifatnya. Apalagi dalam masyarakat yang berorientasi tradisional agraris, cenderung menempatkan kaum lelaki di depan, di luar rumah, dan kaum perempuan di belakang, di dalam rumah.
Kata “Feminisme”, pertama kali dikreasikan oleh aktivis sosialis utopis, Charles Fourier pada tahun 1837. Pergerakan yang berkembang di Eropa ini kemudian menyebar ke Amerika dengan pesat setelah publikasi tulisan John Stuart Mill, The Subjection of Women (1869). Simone de Beauvoir menulis, “Pertama kali kita melihat perempuan yang mengangkat pena untuk membela kaumnya adalah Christine de Pizane yang berjudul Epitre au Dieu d’Amour (Epistle to The God of Love) pada abad ke-15.” Heinrich Cornellius Agrippa dan Modesta Di Pozzo Di Forzi bekerja untuk pembebasan perempuan pada abad ke-16. Marie le Jars de Gournay, Anne Bradstreet, dan Francois Poullain de la Barre menulis pada abad ke-17. Mary Wollstonecraft menulis pada abad ke-18.
Para cendekiawan feminis membagi sejarah pergerakan perempuan ke dalam 3 gelombang. Gelombang pertama ditandai dengan munculnya gerakan penderitaan perempuan pada abad ke-19 dan awal abad ke20 (utamanya menitikberatkan pada hak perempuan untuk memilih dalam pemilu). Gelombang kedua ditandai dengan munculnya ide dan aksi pembebasan perempuan yang dimulai pada awal tahun 1960an (yang mengkampanyekan hak legal dan sosial bagi perempuan). Gelombang ketiga ditujukan kepada kelanjutan dan reaksi dari kegagalan-kegagalan yang muncul pada gelombang kedua, dimulai pada tahun 1990an.
Karena gerakan-gerakan feminisme global itulah kita bisa liat sekarang perempuan punya derajat yang setara dengan laki-laki dan bisa berkiprah di segala bidang seperti laki-laki. Eit tapi tunggu dulu, apakah gerangan yang terjadi??
Sayang seribu kali sayang, ternyata gerakan feminisme malah kebablasan. Feminisme malah menginginkan perempuan ‘setara’ dengan laki-laki dalam ‘segala’ hal. Hah segala Hal? Iya segala hal! Maksud loookhh (monyong dikit)? Woits sabar, cooling down. Nih diceritain.
Di Austria seorang cewek ABG usia 14 tahun bisa gonta-ganti pacar sehari 3 kali (kaya minum obat ajiah). Waktu ditanya kenapa doi ngelakuin itu, alesannya karena doi pengen ngebuktiin bahwa doi juga bisa kaya anak cowok yang bisa maenin cewek. Kalo di dunia ini ada playboy, maka playgirl pun wajib ada (jangan ketuker sama playgorup). Halah kacau. Di belahan bumi yang lain, seorang wanita menuntut persamaan toilet, karena kata dia perempuan juga bisa (ups maaf) pipis sambil berdiri kaya laki-laki. Pernah ada juga kabar tentang gerakan pembakaran bra. Kata mereka, kalo cowok boleh topless, kenapa cewek (ups maaf lagi) harus pake bra?? Gedubrax suit duarrr. Kok ya bisa kepikiran yang kaya’ gitu, neng??

GO TO HELL, FEMINISM
Ide-ide feminisme adalah ide-ide yang kudu total ditolak. Apa-apaan kaya gitu, ntar bisa-bisa yang hamil kudu gantian, yang ngelahirin plus nyusuin juga kudu gantian. Ntar yang tadinya ASI (Air Susu Ibu) ganti jadi ASA (Air Susu Ayah)! Tu Feminis pada mikir pake dengkul kali, bukan pake otak. Kenyataannya semakin kaum perempuan berhasil menjalankan standar-standar feminisme itu mereka nggak semakin bahagia. General Social Survey (sebuah lembaga survei di Amerika) pernah melakukan penelitian tentang hal ini. Mereka meneliti bagaimana mood masyarakat Amerika mulai dari tahun 1972 sampai sekarang. Dan hasilnya, kaum perempuan Amerika yang notabene menganut ide feminisme, kehidupannya lebih suram dibandingkan kaum lelaki (Sahar el Nadi, The Other Side of Feminism). Nah lho. Sebenernya nggak heran juga kenapa gerakan feminisme bisa muncul itu karena diterapkannya ideologi kapitalisme-sekular (kapsek) di tengah-tengah kehidupan kita. Kapsek itu emang biang keroknya penindasan dan diskriminasi terhadap perempuan.
Islam nggak butuh feminisme, karena di dalam peradaban Islam nggak pernah ada yang namanya diskriminasi terhadap perempuan. Kalo sekarang-sekarang ini Islam sering dituduh mendiskriminasi perempuan karena adanya kewajiban jilbab, ketaatan pada suami, poligami, dll., itu mah karena Islam dinilai dengan sudut pandang kapsek. Ya jelas aja nggak bakalan nyambung.

Allah Swt. menetapkan bahwa laki-laki dan perempuan itu derajatnya sama aja. Orang yang mulia di hadapan Allah ditentukan dari seberapa takwanya dia, bukan diliat dari laki-laki atau perempuan. Nah adanya pembedaan hak dan kewajiban disebabkan karena emang mereka itu makhluk yang berbeda, dan punya fungsi yang berbeda pula di tubuh umat ini. Laki-laki dengan berbagai keunggulannya berfungsi untuk memimpin, bekerja keras, dan aktif di sektor publik (luar rumah). Perempuan dengan berbagai keunggulannya berfungsi untuk dipimpin, mendidik, mengatur, dan aktif di sektor privat (dalam rumah). Dengan pembagian peran yang apik seperti ini kahidupan akan serasi dan saling mendukung, bukan timpang dan saling mengalahkan seperti di dalam peradaban kapsek. Makanya kalo mau menyelamatkan perempuan, ayo perjuangkan penerapan Islam. Mereka yang memperjuangkan penerapan Islam berarti pecinta wanita, ups becanda…![Sayf]

Jumat, 21 Januari 2011

Gaya Jijay Generasi Alay

Alay! Nggak jelas sebenarnya apa maksud asli dari "Alay". Ada yang bilang Anak Layangan, Anak Lebay, Anak Melayu, Anak Kelayapan, dan bahkan ada yang meghubungkannya dengan anak JARPUL alias jarang pulang (bang Toyib kali). Istilah alay nggak jauh bede dengan istilah-istilah lain dikalangan anak muda yang suka tiba-tiba muncul kemudian populer dan digunakan secara massal pula endingnya ilang lagi diganti istilah populer lain yang baru nongol. 
Pendapat Koentjaraningrat dalam mendefinisikan Alay, "alay adalh gejala-gejala yang terjadi di tengah pemuda dan pemudi Indonesia yang ingin diakui statusnya di tengah temna-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan dan gaya berpakaian,sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat dunia maya (pengguna internet sejati seperti bolgger dan kaskuser). Diharapkan sikap ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu masyarakat sekitar".
Pendapat Solo Soemardjan nggak jauh beda, "alay adalh perilaku renaka Indonesia yang membuat dirinya merasa keren, cantik, hebat,diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat rakyat Indonesia yang sopan santun dan ramah. Faktor yang menyebabkannya bisa melalui media TV, dan musisi dengan dandanan seperti itu".
Di tengah-tengah remaja juga berkembang pandangan dan pengertian tentang alay, bahkan terjadi khilafiyah (hehe) alias perbedaan pendapat tentang apa dan siapa kaumalay ini.Tapi ada satu pandangan seragam yang ditemukan, ternyata bnayak pihak dikalangan remaja yang sebel berat sama anak-anak alay (kecuali anak alay itu sendiri). Menurut mereka pokoknya anak alay itu kudu bertobat nasuha karena kelakuannya telah merusak citra anak muda dan mencolok mata. Tobat,Lay!
Walaupun terjadi khilafiyah tentang apa dan siapa itu anak alay, telah berhasil dilelusuri berbagai ciri umum yang melekat pada mereka. Katanya anak-anak alay itu sebenarnya adalah anak kampungan sengan gaya yang maksa agar disebuat keren. Ternyata yang ada bukannya keliatan keren tetapi malah bikin eneg (maksudnya mual). Dalam gaya berpakaian contohnya, mereka nggak tau apa-apa bagaimana cara mix and macth baju. Jadinya gaya mereka bakal norak banget. Contohnya,pake baju ijo, celana kotak-kotak, kaca muka biru (bukan kacamata lantaran kacanya guede banget sampe nutupin mukanya), nah, norak nggak? Untuk alay cowok biasanya gaya rambutnya diwarnain jadi pirang yang tentu aja nggak cocok sama warna kulitnya yang sawo busuk. gaya model ini bakal nimbulain kesan the (dekil), kucel and the kumel. Kaya layangan trus nggak mandi seminggu.

Biasanya anak alay suka belaga techno dengan menenteng-nenteng HP seken, nggak lupa kabel headset nyantol di telinga. Terus bergaya sok asik betlaga menikmati musik. Parahnya ternyara musik yang mereka dengar biasanya bernada metal gitu deh (melayu total). Tapi itu rahasia kho. Hehe.
anak-anak alay juga dikenal dengan sikap mereka yang nersis always, dan pengen eksis diman pun. Di friensdter biasanya majang foto cewek-cewek cantik (buat alay cowok), dan majang foto cowok-cowok ganteng (buat alay cewek), biar dianggap gaul, padahal mah nggak kenal, hehe. Kaum alay biasanya suka "putu-putu narziz". Entah itu di sekolah, WC, mobil, kamar, stasion, angkot, dll. Terus biasanya gaya fotonya di imut-imutin, pake cahaya terang banget biar jeleknya nggak keliatan, difoto dari jarak deket banget, atau difoto dari atas biar keliatan keren.
Mereka juga memiliki gaya yang unik (banyak juga yang bilang menyebalkan) dalam menulis sms. Sms yang seharusnya habis dibaca dalam 10 detik bisa nggak abis dibaca dalam 10 menit karena nggak tau apa maksudnya. Biasanya mereka nulis aku dengan akyu, aq, akko, aquwh, dll. Nulis maaf dengan mu"uph, dll. Mereka juga suka nulis sms hurufnya dicampur antara huruf gede dengan huruf kecil. Mereka juga biasanya nyampurin antara angka dengan hutuf, jado makin pusing kan. Kalau nilis teks juga biasanya disingkat dan nyingkatnya kebangetan, sampe yang baca gak ngerti. Gitu deh kira-kira anak alay.
Fenomena alayisme yang permissif (gaya hidup serba boleh ngapain aja) nunjukkin pada kita kalo alayisme sebenernya produk kehidupan liberal hedonestik (memuja kesengan belaka). Bener banget, karena gaya alay masih berkiblat pada gaya liberal hedonestik yang coraknya adalah bergaul bebas dan menumbar aurat. Liat aja gaya cewek alay ynag sukanya peke celana jeans super pendek trus boncengan rapet ama pacarnya.
Gaya alay emang jijay dan nggak jelas. Sebagai denerasi Islam kita kudu hati-hati dengan gaya gaul model begini karena banyak hal di dalamnya yang betentangan dengan aturan Islam, terutama dalam gaya berpakain dan pergaulan. Islam punya cara sendiri bagaimana seharusnya kita bergaul dan berpakaian, dan sudah seharusnya kita mengetahui dan mengamalkannya. Generasi Islam udah seharusnya menjadikan Islam sebagai gaya gaulnya. Karena itu, ayo mengenal Islam lebih dalam. Yuk!